SATELITNEWS.ID, SERANG–Antisipasi banjir di bantaran Sungai Cilemer, yang dikerjakan secara berkala sejak tahun 2011 lalu, mendapat respon dari sejumlah aktivis lingkungan.
Mereka meminta Pemprov Banten, segera merampungkan pembangunan tanggul di sepanjang bantaran sungai yang terletak di Kecamatan Sukaresmi, Pagelaran, terutama Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang.
Anggota Relawan Lingkungan (Relli) Kabupaten Pandeglang, Wahid Suja’i menilai, pembangunan tanggul menelan angggaran puluhan miliar ini tidak memiliki progres yang jelas. Akibatnya, lambannya proses pembangunan itu dapat memperparah situasi banjir yang kerap merendam pemukiman sejumlah desa di Kecamatan Patia.
“Saat pembangunan tanggul yang belum selesai-selesai hingga kini. Kondisi banjir makin tidak terprediksi. Kadang kadang enggak ada hujan di sini tapi tetap banjir. Kemudian saat banjir air yang menggenang susah surut. Terutama saat banjir di Desa Idaman, Ciawi dan Desa Surianeun di Kecamatan Patia,” kata Wahid, kepada Satelit News, Selasa (21/6/2022).
Wahid berharap, Pemprov Banten melalui DPUPR, agar segera menyelesaikan pekerjaan pembangunan tanggul tersebut dalam waktu yang direncanakan. Terlebih dapat dipercepat, dan tidak menghabiskan waktu yang panjang hingga belasan tahun.
“Karena semakin molor rencana pembangunan semakin bikin susah masyarakat akibat banjir. Selain itu, kami juga ingin mengetahui setelah pembangunan tanggul selesai di semua bantaran sungai di kawasan itu, apakah bisa meminimalisir dampak banjir atau tidak?,” tandasnya.
Sekretaris Camat Patia Aang Sumarna, mengatakan hal yang sama. Pihaknya-pun ingin segera ada percepatan pembangunan tanggul, antisipasi banjir Sungai Cilemer tersebut khusus di wilayahnya. Sehingga tahun depan, bisa segera dilaksanakan pembangunan di wilayah Desa Ciawi dan Desa Idaman.
“Harusnya begitu, kita juga pengenya segera diselesaikan pengerjaan tanggul di Desa Idaman dan Ciawi,” tandasnya.
Aang mengaku, sudah menyampaikan usulan pembangunan tersebut melalui Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten. “Kalau menyampaikan sudah, melalui BPBD Banten,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kasi Pencegahan pada Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Banten, J Sukmawijaya mengatakan, pihaknya pun berharap kegiatan pembangunan antisipasi banjir Sungai Cilemer dapat dilanjutkan. Karena hal ini merupakan bagian mitigasi struktural pembangunan. Namun, kata dia, secara teknis pembangunan tersebut merupakan kewenangan Dinas PUPR Provinsi Banten.
“Kami juga berharap begitu, karena pembangunan itu merupakan mitigasi infrastruktur dalam meminimalisir dampak bencana banjir,” ungkap Sukmawijaya.
Sementara, Kepala BPBD Banten Nana Suryana mengaku, sudah membahas perihal rencana pembangunan tanggul tersebut pada tahun 2023. Lantaran sempat tertunda akibat permasalahan pembebasan lahan.
“Sudah dibahas dengan perwakilan PUPR Provinsi. Informasinya di Renja (rencana kerja) sudah masuk. Namun akibat pandemi juga kegiatan ditunda,” tegas Nana.
Dalam menanggapi hal itu, Kasi Penataan Sumber Daya Air DPUPR Banten Endang Sudrajat, mengaku lambannya pembangunan tanggul Cilemer karena ada beberapa lahan yang belum selesai pembebasan. Ada yang tahun 2019 sudah dibebaskan akan segera dilakukan pengerjaan pembangunan. Rencananya akan dikerjakan lanjutnan pada tahun 2023 nanti.
“Cilemer ada beberapa lahan yang belum dibebaskan. Alhamdulillah tahun 2019 bagi yang sudah dibebaskan. Insyaallah pelaksanaan fisik Cilemer akan kita rencanakan di Tahun 2023. Untuk kegiatan di Kecamatan Pagelaran,” imbuhnya. (mg1)