PERINGATAN Nuzulul Quran menjadi momentum mewujudkan Alquran sebagai sumber inspirasi dan membangum optimisme menghadapi masa pandemi Covid-19.
Badai Covid-19 melanda Indonesia. Indonesia termasuk 181 negara dari 193 anggota PBB yang terkena wabah yang yang ditemukan pertama kali di Wuhan Tiongkok itu. Maka segala lini kehidupan menjadi tidak normal, termasuk dalam ekonomi, politik, pendidikan dan keagamaan.
Bulan Ramadan ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan ibadah puasa di tengah suasana penyebaran Covid-19. Covid-19 menyebabkan banyak aktivitas kehidupan terganggu karena keterbatasan mobilitas. Menjadi sebuah kebahagian tersendiri Ramadan tahun ini bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia bahwa tahun ini kebijakan pemerintah memberikan keleluasaan untuk pulang ke kampung masing-masing. Tentu saja dengan persyaratan yang harus dipenuhi sebagai bentuk ikhtiar peyebaran Covid-19. Allah SWT masih menjadikan Covid-19 sebagai peringatan bagi umat manusia di seluruh dunia untuk senantiasa memperbaiki diri yang pada akhirnya tecermin dalam kehidupan secara kolektif, berbangsa dan bernegara, bahkan dunia.
Dalam situasi dan kondisi seperti ini, maka hendaknya umat Islam merujuk Alquran dan As-Sunnah dalam segala aktivitasnya. Sebagai orang beriman tidak perlu timbul keresahan, dan kerisauan, sebab bersama kesulitan ada kemudahan. Konsep teologis ini sebagaimana tercermin di dalam QS. Al Insyirah. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Oleh karenanya, menjaga optimisme di tengah kesulitan apapun termasuk akibat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 merupakan ujian yang Allah SWT berikan untuk mengukur tingkat keimanan, tawakal, dan ikhtiar manusia. Maka, muslim taat di saat mengalami ujian kesulitan seharusnya senantiasa tetap berbaik sangka kepada Allah SWT, sebab ketika ada kesulitan pasti ada kemudahan.
Tapi yang menarik, terkait wabah virus corona ini, banyak orang berspekulasi tentang pandemi. Ada yang menyebutkan azab, ada memaknainya sebagai musibah maupun bala, dàn sebagainya. Perlu kita ingat adalah bahwa segala sesuatu terjadi atas kuasa Allah dan sudah menjadi takdir-Nya.
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11).
Dan dalam ayat lain Allah menyebutkan dalam QS Ani-Nisa; 79. “Kebajikan apa pun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 79).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala keburukan atau musibah yang terjadi disebabkan oleh diri sendiri. Karena melakukan hal-hal yang mengundang datangnya musibah tersebut seperti, lupa terhadap Allah, bermaksiat kepada-Nya dan lain-lain. Dengan demikin Allah turunkan musibah sebagai peringatan agar manusia segera kembali pada-Nya. Diantara hikmah dari adanya musibah adalah sebagai siksa atau jian terhadap sebagian manusia dan keutamaan bagi sebagian yang lain.
Apapun yang menimpa seorang mukmin akan jadi pintu kebaikan baginya asalkan ia pandai menyikapinya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999).
Tentunya kita jadikan Alquran sebagai sumber inspirasi dan membangun sikap optimis dalam menjalani kehidupan kita di masa pandemi Covid-19 ini. Masyarakat sebaiknya mendekatkan diri dan intens berinterkasi dengan Alquran. Terutama mengikuti tuntutan yang terdapat dalam Alquran dalam menghadapi pandemi virus Corona.
Menjadikan Alquran merupakan pedoman hidup (way of life) terutama bagi kehidupan umat Islam. Sudah sewajarnya menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan untuk menuju kesuksesan dan keridhoan Allah SWT.
Alquran merupakan petunjuk kehidupan untuk menggiring proses ke arah yang lebih baik dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Mempelajari dan mengajarkan Alquran tidak terbatas pada konteks bacaan saja. Tetapi mengamalkan nilai Alquran secara menyeluruh akan menuntun kita menjadi umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Spirit Nuzulul Quran adalah sarana memotivasi diri untuk mentadabbur Alquran sehingga timbul kecintaan yang akan mengantarkan setiap individu muslim pada tingkat ketaqwaan yang terbaik kepada Allah SWT.
Nuzulul Quran memiliki makna khusus bagi umat Islam. Peristiwa diturunkannya Alquran secara utuh dari Lauhul Mahfuzh di langit ketujuh, ke Baitul Izzah di langit dunia pada bulan Ramadhan, sebagai petunjuk bagi manusia (antara yang hak dan yang batil), Qs. Al Baqarah: 185.
Alquran adalah sumber solusi bagi setiap persoalan hidup yang dihadapi manusia. Solusi hidup disini adalah bahwa Alquran memberi jalan keluar atas segala persoalan hidup yang dialami manusia. Baik terkait masalah ibadah, muamalah dan bermasyarakat dan bernegara.
Allah SWT berfirman: “Kami telah menurunkan kepadamu (muhammad) Alquran sebagai penjelas segala sesuatu, juga sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri)” (QS An Nahl: 89).
Alquran merupakan petunjuk kehidupan untuk menggiring proses ke arah yang lebih baik dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Bahwa Ramadan merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah, dan membaca Alquran di bulan tersebut mendapat balasan berlipat-lipat. Seandainya bulan Ramadan tidak ada, maukah kita membaca Alquran sama seperti di bulan Ramadan? Setelah bulan Ramadan berlalu, apakah ghirah di bulan tersebut terus melekat di hati kita untuk menjalani 11 bulan berikutnya? Ketika Ramadan berlalu, apakah kita kembali maksiat dan enggan membaca Alquran?
Segera cintai dan kembali Alquran di rumah kita. Jangan biarkan Alquran berdebu, karena hanya menjadi pajangan. Jangan sampai kita mengabaikan Alquran dan tidak menjadikannya sebagai pedoman di dalam menjalani kehidupan sesungguhnya merupakan dosa besar bagi kaum muslim. Sebagaimana Rasulullah sampaikan kurang lebih 14 abad silam, yang di abadikan dalam Alquran.
“Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran ini sebagai sesuatu yang diabaikan.” (QS Al Furqan: 30)
Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang pada manusia suatu zaman di mana tidak tersisa dari Islam, kecuali tinggal namanya saja. Tidak tersisa dari Alquran, kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mereka megah, tetapi dari petunjuk Allah. Ulama-ulama mereka menjadi manusia-manusia paling jahat yang hidup di bawah kolong langit, dari mulut mereka keluar fitnah dan akan kembali kepada mereka.” (HR Baihaqi)
Bagaimana kita sebagai seorang mukmin dalam menyikapi masa pandemi Covid 19, tentunya adalah mari kita kembali kepada Alquran yang banyak memberikan inspirasi segala hal. Sebagai inspirasi dalam kehidupan inspirasi, kemajuan ummat, inspirasi peradaban, inspirasi dalam ekonomi, pendidikan maupun inspirasi lainnya. Terlebih saat ini, dunia memasuki era baru, penuh dengan ketidakpastian, kerumitan, kerancuan dan keraguan serta ketidakjelasan atau disebut dengan era VUCA (Volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) akibat Revolusi Industri 4.0. Solusimya kembali kepada Alquran dan As-Sunnah. Solusinya kembali kepada Alquran sebagai pedoman hidup, Alquran sumber solusi dan Alquran sebagai sumber kemaslahatan.
Ramadan adalah bulan Alquran, kita perbanyak membaca Alquran, mempelajari dan memahaminya (tadabur), sehingga senantiasa terkoneksi dengan Allah SWT. Sehingga mampu memberikan spirit, inspirasi, dan motivasi dalam kehidupan, sebagai mukjizat dan rahmat bagi manusia dan alam. Khususnya pada masa pandemi Covid-19 ini, selalu berdoa memohon pertolongan Allah SWT agar wabah virus yang menyerang umat manusia saat ini, segera diangkat Allah SWT. (*)
*(Dosen FKIP Univ Esa Unggul, Ketua DPW FORSILADI Provinsi Banten, Dewan Pakar ICMI Kota Tangerang)