SATELITNEWS.ID, KAB TANGERANG—Masyarakat yang melintas di Jalan Raya Mauk, Kabupaten Tangerang mengeluhkan kemacetan parah terutama pada jam berangkat dan pulang kerja. Bahkan tidak jarang, kemacetan mengular panjang hingga membuat pengguna jalan stres.
Sumber kemacetan terjadi di sejumlah titik wilayah Kecamatan Sepatan. Kondisi macet telah berlangsung lama dan tak ayal membuat pengguna jalan yang hendak aktivitas rutin berangkat dan pulang kerja harus rela menempuh perjalanan lebih lama.
Selain lantaran padatnya kendaraan roda dua dan empat yang melintasi Jalan Raya Mauk menuju Kota Tangerang, Tangerang Selatan (Tangsel), Jakarta dan sebaliknya, kemacetan juga diperparah sikap pengendara. Rudi Rehan, dalam akun youtube pribadi yang sempat diposting beberapa waktu lalu mengeluhkan soal kesadaran pemilik kendaraan di Jalan Raya Mauk tersebut.
Angkutan kota (Angkot) yang melewati trayek Jalan Raya Mauk dianggap Rudi tidak sabar. Sopir mengambil sisi kanan jalan kendaraan yang berada di depan. Sehingga semakin menambah kemacetan karena dari arah sebaliknya tidak melewati jalan.
Selain ada sejumlah titik kemacetan, Dia juga mengatakan tidak melihat ada petugas yang mengatur lalulintas saat akses utama itu mengalami kepadatan. Yakni saat jam aktivitas warga untuk berangkat kerja. “Ada penumpukan (kendaraan) di Jembatan Sulang. Seharusnya di jalur ini (Sulang, Sepatan) ada petugas yang mengatur,” kata Rudi Rehan di akun Youtubenya.
Sementara Andrea Utomo warga Emerald Residence Sepatan pada Rabu, (19/1/2022) mengaku harus menempuh perjalanan sekitar dua (2) jam lebih untuk tiba di kantor tempatnya bekerja. Dia juga mengklaim terjebak macet di tiga (3) titik, yakni di pertigaan Oja, pertigaan Pasar Sepatan dan di Jembatan Kedaung masuk wilayah Sepatan Timur perbatasan antara Kabupaten dan Kota Tangerang. “Sampai kantor sekitar jam 09.20 WIB, padahal dari rumah jam 06.40 Wib,” kata Andrea.
Dia menyayangkan minimnya petugas saat arus kendaraan sedang padat ramai. Ditambah lagi dengan kondisi ruas Jalan Raya Mauk yang relatif kecil sudah tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang hilir mudik. “Yang di pertigaan pasar dan jembatan tidak ada (petugas, red), baik dari polisi maupun Dishub,” ucapnya.
Persoalan tidak hanya sampai disitu saja, kondisi pedagang yang nyaris berdekatan dengan bahu jalan membuat arus kendaraan tidak lancar. Lalu Andrea juga menambahkan, kondisi ini diperparah dengan pengguna jalan yang tidak taat aturan lalulintas. Tidak sedikit warga yang menggunakan roda dua mengambil sisi jalan yang berlawanan arah. Akhirnya kemacetan sukar terurai alias semakin krodit.
“Pedagang jualan juga sudah menyalahi aturan sampai ke badan jalan. Motor para pembeli parkir juga seenaknya,” tutur Andrea. Andrea berharap pemkab Tangerang segera mencari solusi karena kerugian akibat macet di Jalan Raya Mauk tidak hanya untuk akses menuju kantor saja, tetapi distribusi ekonomi serta kepentingan siswa yang ingin ke sekolah juga mengalami kendala. Sementara hingga berita ini diturunkan, SatelitNews.Id belum mendapat konfirmasi dari pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang. (made)