SATELITNEWS.ID, CIBODAS—Sejumlah warga miskin di Panunggangan Barat mengeluh tak memperoleh bantuan sosial dari Pemerintah meskipun mereka layak mendapatkannya. Lurah Panunggangan Barat Agus Nur Cahyo mengakui memang banyak keluhan serupa yang diadukan kepadanya.
Menurut Agus, kelurahan hanya memiliki kewenangan untuk mengawasi penyaluran bansos yang bersumber dari Kementerian Sosial saja. Sedangkan yang memiliki wewenang untuk melakukan perbaikan yakni Kecamatan dan Dinas Sosial (Dinsos).
“Keluhan ini sudah lama dan saya sudah menyampaikan melaporkan secara tertulis,” ujar Agus, Minggu, (16/1).
Oleh sebab itu, dirinya hanya dapat melaporkan kejanggalan ini kepada dua instansi tersebut. Agus juga sudah mengirimkan surat atas keluhan warga itu.
“Upaya kami sudah imbau dan kami sudah memberikan laporan secara tertulis, kami sudah rapat dengan Dinsos, Bank, dan Kecamatan (Cibodas),” kata Agus.
Agus mengatakan warga miskin yang tak mendapat bansos dari Kemensos yakni Bantuan Sosial Tunai (BST), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Program Keluarga Harapan (PKH) itu merupakan tugas Pekerja Kesejahteraan Masyarakat (PSM). PSM harus mendaftarkan warga miskin untuk mendapat Bansos di Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS) yang ada di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) petugas kelurahan yang ditugaskan oleh TKSK.
“Mana warga yang butuh bantuan diinput ke dalam DTKS, itu yang nanti menjadi atau ditetapkan sebagai penerima BNPT atau PKH ini oleh Kemensos,” katanya.
Sehingga, ketika ada warga yang pergi ke Bank untuk mencairkan dana tersebut namun tidak dapat, artinya memang petugas tersebut tidak mendaftarkannya di DTKS atau SIKS.
“Ketika warga dibilang ke BNI ya enggak akan pernah ada karena BNI hanya sebagai bank penyalur. Kalau engga didaftarkan datanya enggak bakal dapat, mau sampe kapan juga,” kata Agus.
Sebelumnya diberitakan, salah satu warga di RT 2 RW 7 Kelurahan Panunggangan Barat Sainah mengeluhkan dirinya tak mendapat tiga jenis Bansos tersebut. Padahal dia merupakan masyarakat miskin. Sainah mengaku untuk bertahan hidup dirinya hanya mengandalkan pendapatan suami yang bekerja sebagai pedagang kopi.
“Saya enggak dapet. Cuma pernah dapet yang bantuan corona itu (BST) tapi sekarang enggak pernah,” ujar Sainah di rumahnya, Minggu (16/1).
Sainah pun sempat bertanya terkait hal ini. Dirinya bahkan diminta untuk pergi ke Bank BNI guna mencairkan bansos tunai. Namun, ketika di Bank Sainah yang saat itu diwakili oleh suaminya tak mendapat apa-apa.
“Kata pegawainya (PSM) ‘Bapak datang aja ke BNI’ terus bapak datang, kemudian kata orang bank ‘bapak ini enggak di data di kelurahan, siapa suruh bapak kesini’,” kata Sainah.
Sainah pun geram dan dapat mengelus dada saja. Dirinya merasa ditipu. “Terus data yang saya kasih itu mau diapain,” imbuhnya. (irfan)