SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Musim hujan yang mengguyur berpotensi mengakibatkan bencana di Banten. Apalagi, saat ini kondisi cuaca yang sulit diprediksi. Berbagai wilayah tengah melakukan upaya mitigasi bencana.
Wakil Gubernur Banten, mengatakan setiap wilayah kota dan kabupaten memiliki potensi bencana yang berbeda-beda. Apalagi, indeks rasio bencana di Provinsi Banten mencapai angka 157,84 dalam kategori tinggi.
“Setiap wilayah sudah kita petakan 8 kabupaten kota itu memiliki potensi bencana, indeks rasio bencana Banten itu tinggi 157.84,” ujar Andika di Kecamatan Karawaci saat memberikan bantuan ekonomi produktif, Selasa, (30/11).
Seperti di Kota Tangerang kata Andhika, berpotensi bencana banjir dan puting beliung. Berdasarkan data yang diperoleh indeks rasio bencana di Kota Tangerang di angka 136.00, dengan resiko sedang. Sementara di Pandeglang indeks rasio bencana dengan angka 177.46, risiko tinggi.
“Di Kota Tangerang potensinya banjir dan puting beliung. Kalau di Pandeglang sana beda lagi longsor, banjir, puting beliung dan bahkan tsunami. Jadi kita sudah memetakan sudah mitigasi bencana potensi yang akan kita hadapi,” katanya.
Terkait ancaman bencana hidrometeorologi khususnya ancaman bencana banjir tahunan di beberapa wilayah, kata Andika, Pemerintah Provinsi Banten telah mengusulkan kepada Pemerintah Pusat mengenai normalisasi dan peningkatan fungsi aliran melalui program lanjutan Pengendalian Banjir Kali Cisadane serta Pembangunan Tanggul Banjir Sungai Cidurian di Kabupaten Tangerang serta Pengendalian Banjir Sungai Ciliman di Kabupaten Lebak. Selain itu, Pemerintah Provinsi Banten juga telah mengusulkan Pembangunan Stasiun Pasang Surut Permanen di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Serang.
Kemarin, Andika Hazrumy memimpin Apel Siaga Bencana 2021 tingkat Provinsi Banten di Lapangan Sekretariat Daerah Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang. Pada apel yang diikuti seluruh stakeholder penanggulangan bencana di Provinsi Banten tersebut, Andika meminta upaya-upaya mitigasi bencana lebih dioptimalkan.
“Kita semua tidak berharap terjadinya bencana, akan tetapi pemetaan potensi dan ancaman bencana perlu dilakukan untuk kesiapsiagaan bagaimana mekanisme tanggap darurat yang akan dijalankan, tahapan recovery yang akan dilakukan hingga tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan dilakukan,” paparnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Banten Nana Suryana usai apel kepada pers mengatakan, apel tersebut sengaja digelar sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana seluruh stakeholder penanggulangan bencana di Provinsi Banten. Nana juga menyebut, apel digelar untuk meningkatkan komunikasi antar stakeholder kebencanaan mulai dari potensi, pemetaan, mitigasi hingga penanggulangan jika bencana benar-benar terjadi.
“Makanya kan tadi peserta apelnya juga lintas sektoral mulai dari TNI/Polri, instansi vertikal dan OPD Pemprov Banten terkait, pemerintah kabupaten/kota dan organisasi relawan,” kata Nana.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Deni Koswara mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi terkait kondisi cuaca. Itu disampaikan setiap hari ke semua Instansi dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan hingga dinas terkait.
“Supaya masing masing opd bisa mengetahui kondisi kondisi perhariannya gitu,” kata Deni.
Mitigasi apabila terjadi banjir, jajarannya telah bersiap dengan sejumlah fasilitas. Seperti tenda dan perahu untuk evakuasi korban banjir.
“Kemudian untuk evakuasi kita sudah persiapkan, perahu-perahu yang ada di kita juga sudah diperbaiki semua,” jelasnya. (irfan)