SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Peristiwa dahsyat di tahun 1883 yaitu, meletusnya Gunung Krakatau, menyisakan sebuah batu lava di kawasan Pantai Karangsari Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang.
Sepantasnya, batuan bersejarah warisan geologi itu dijaga dan dirawat. Namun faktanya, batu bersejarah yang resmi ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) yang ditandatangani oleh Pemerintah Pusat dan Gubernur Jawa Barat, pada tahun 1883 dan 1893 itu, kini malah dibuat dibiarkan bahkan ditumpangi pagar pembatas lahan, oleh oknum pengelola Pantai Karangsari Carita.
Belum lagi, batu lava itu saat ini oleh Menteri ESDM melalui surat Nomor : 54 K/40/MEM/2020 tentang, Pentepan Warisan Geologi (Geoheritage), ditetapkan bahwa batu itu adalah Batu Lava Tsunami di Pantai Karangsari Carita, Kecamatan Carita, yang masuk ke kawasan Geopark Ujung Kulon.
Atas dasar surat itu pula, Bupati Pandeglang, Irna Narulita, telah mengeluarkan surat imbauan perlindungan geosite. Lagi-lagi faktanya, imbauan itu tak digubris oleh oknum pengelola lahan Pantai Karangsari Carita.
Seorang warga Carita, Arif Gopur mengungkapkan, BCB tersebut terletak di tengah-tengah lahan milik swasta dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang.
Katanya, sisi kiri dari pagar masuk ke lahan pribadi, sedangkan sisi kanan pagar masuk ke lahan Pemkab Pandeglang. “Pas kami lihat, sudah dipagar. Harusnya jangan dipagar seperti itu lah,” kata Arif Gopur, Selasa (30/11/2021).
Menurutnya, hal itu sudah dilaporkan ke Pemkab Pandeglang untuk ditindaklanjuti. Mengingat, Benda Cagar Budaya tersebut masuk ke kawasan Geopark Ujung Kulon.
“Kami sangat menyayangkan pemagaran itu. Karena situs tersebut menjadi daya tarik wisatawan. Akibat pemagaran, jadi jelek. Sudah kami laporkan ke dinas terkait,” tambahnya.
Tokoh Masyarakat Carita, Teja Heriyana menambahkan, dulu masyarakat selalu merawat situs tersebut. Bahkan, setiap tahun selalu ada kegiatan, untuk mengenang peristiwa letusan Gunung Krakatau.
“Kalau di masabodokan situs itu, berarti kita enggak peduli dan tak menghargai sejarah. Kalau seperti itu, berarti enggak peduli sama Carita. Karena itu daya tarik khusus untuk wisatawan, terutama wisatawan mancanagera,” tegasnya. (nipal)