SATELITNEWS.ID, LEBAK—Umur manusia memang tidak ada yang tahu. Begitu juga dengan calon kades Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, alharhum Jakaria yang berpulang hanya 12 sebelum pencoblosan pilkades serentak 2021. Ajaibnya, meski telah tiada di dunia ini, suara masyarakat desa justru mengalir deras buat dirinya dalam pesta demokrasi yang digelar pada 24 Oktober lalu. Alhasil, almarhum menang telak mengalahkan saingannya.
Sang istri Ipah (36) pun menuangkan perasaannya. Rasa sedih sekaligus haru dirasakan sang istri. Betapa tidak, sosok almarhum yang begitu baik terhadap keluarga dan masyarakat menghasilkan suara terbanyak dari lawan politiknya.
Ipah menceritakan keseharian almarhum Jakaria alias Jakong semasa hidupnya. Ia mengatakan, almarhum begitu disiplin dalam menjalankan roda pemerintahan di desa di priode pertamanya. Tidak hanya di kantor desa, almarhum juga selalu memberikan contoh kebaikan lingkungan keluarga dan kepada masyarakat.
Almarhum, tidak pandang bulu soal kebaikan, baik itu untuk keluarga maupun orang lainnya. Bahkan sesibuk apapun almarhum selalu menyempatkan waktu untuk masyarakat. Bahkan di detik – detik terakhir almarhum pergi untuk selamanya masih sempat melakukan kampanye kepada warga, padahal ia sudah mengeluhkan penyakit yang dideritanya.
Namun rupanya Tuhan memiliki rencana lain untuk diri dan keluarganya. Tepat 12 hari pencoblosan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak 2021, keluarga dikejutkan atas kepergian pria yang selalu bercita-cita ingin membangun Desa Muara Dua Maju dan masyarakatnya bisa dihargai di kalangan publik daerah lain untuk selama-lamanya.
“Perasaan haru dan sedih itulah yang saya rasakan saat ini. Sedihnya ketika ditinggal suami, senangnya jasa almarhum diterima sama masyarakat sehingga bisa memenangkan Pilkades 2021 ini. Artinya, jasa beliau sangat diterima oleh masyarakat,” kata Ipah kepada Satelit News.Id, saat ditemui di kediamannya di Kampung Pasir Eurih, Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur, belum lama ini.
Almarhum meninggal pada usia 42 tahun. Almarhum meninggalkan satu istri dan dua anaknya berumur 15 dan 8 tahun itu kini sudah pergi untuk selamanya. Keluarga yang ditinggalkan harus ikhlas dan siap menjalani hidup tanpa sang almarhum.
“Ikhlas nggak ikhlas kami (sekeluarga) harus ikhlas. Kami sekeluarga bangga atas perjuangan beliau yang sudah membimbing kami dan masyarakat. Ajaran – ajaran baik yang sudah ditanamkan beliau akan kami tanamkan selalu,” ujar wanita yang sudah 16 tahun menemani almarhum ini.
Saat disinggung, apakah ada pesan terakhir dari almarhum untuk keluarga? Ipah tidak terbuka banyak, namun Ipah menyebut pesan terakhir almarhum untuk keluarga terus berbuat baik dan jaga kerukunan bersama keluarga dan masyarakat.
“Pesan atau wasiat nggak ada, tapi sehari-hari dia selalu berbicara penyakit yang dideritanya, dan pesan terakhir jangan lupakan almarhum. Dan pesan beliau juga kepada keluarga untuk selalu rukun,” kata Ipah.
“Almarhum selalu bercita-cita Muara Dua Maju dan masyarakat bisa dihargai. Intinya dia selalu ingin bersama masyarakat, beliau selalu hadir di acara manis maupun pahit,” timpalnya.
Kembali disinggung, selepasa kepergian almarhum apakah dirinya akan ikut kompitisi Pilkades untuk melanjutkan cita-cita almarhum, Ipah menyebut belu sampai ke situ. “Ke depannya gimana nanti, untuk saat ini fokus keluarga dulu. Karena anak saya yang besar baru 15 tahun dan yang kecil 8 tahun,” ucap Ipah.
“Cukup bangga memiliki suami seperti almarhum, yang begitu baik dan penyayang. Saya juga berterima kasih kepada seluruh elemen masyarakat khususnya Desa Muara Dua yang sudah berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan Pilkades ini,” tambahnya. (mulyana)
Diskusi tentang ini post