Selalu berusaha memberikan yang terbaik adalah moto hidup Supandi selama menjadi tenaga pendidik. Pria yang sudah menjadi guru sejak 33 tahun lalu itu sudah terbiasa untuk berusaha meningkatkan kualitas pendidikan dimana pun dia mengajar. Tak terkecuali di SDN Sukasari 5, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, yang dipimpinnya saat ini.
Maya Sahurina, TANGERANG
Supandi memulai karirnya sebagai guru olahraga pada tahun 1988. Pria kelahiran Tangerang 4 Mei 1965 itu kemudian beralih peran sebagai kepala sekolah sejak tahun 2012. Kenaikan jabatan tersebut diperoleh berdasarkan kompetensi serta pengalamannya sebagai guru olahraga yang cukup panjang.
Awalnya dia menjabat sebagai Kepala SDN Tangerang 9 pada tahun 2012 hingga 2016. Kemudian ia dimutasi ke SDN Tangerang 14 selama 2 tahun. Selanjutnya pada tahun 2019, Supandi ditugaskan menjadi kepala SDN Sukasari 5. Jabatan itu bertahan hingga sekarang.
Alumni S1 Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang tahun 1991 ini mengatakan selama menjabat sebagai kepala sekolah ada banyak tantangan dan juga usaha yang harus dilakukan. Yang jelas kata Supandi, dia harus melakukan yang terbaik untuk mewujudkan pendidikan berkualitas.
“Namanya PNS kan, harus melakukan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Kita sebagai kepala sekolah pasti memiliki tanggung jawab harus melaksanakan tugas dengan baik sesuai peraturan yang berlaku,” ujar Supandi, Rabu (6/10/2021).
Ayah dari tiga anak ini menjelaskan setelah hampir 33 tahun dirinya terjun ke dunia pendidikan, ia sudah banyak melewati problematika dan konflik. Namun sejauh ini masih dapat diselesaikan.
Supandi menjelaskan untuk membangun sekolah berkualitas, dia selalu berusaha untuk meningkatkan taraf kompetensi para tenaga pendidiknya. Untuk itu dia kerap memberikan pelatihan untuk para guru demi mengembangkan potensi dari tenaga pendidik. Ia mengatakan, sejak menjabat sebagai kepala sekolah ia terus melakukan peningkatan kualitas sekolah maupun guru.
“Sejak saya diangkat sebagai kepala sekolah waktu itu, kita mencoba meningkatkan kualitas sekolah, dan guru. “Kalau dari keberhasilan itu masyarakat yang menilai,” imbuh Supandi. (gto)