SATELITNEWS.ID, SERPONG— Jumlah pasien yang menjalani perawatan di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Kota Tangerang Selatan tinggal satu orang. Koordinator RLC Kota Tangsel Suhara Manullang mengaku hal itu baru pertama kali terjadi sejak pandemi melanda selama hampir dua tahun.
“Jumlahnya sudah menurun drastis. Sekarang yang masih dirawat hanya satu orang,” ujar Suhara, kemarin.
Pasien yang masih berusia remaja itu sudah menjalani masa karantina lebih dari sepekan, tepatnya sejak masuk pada tanggal 19 September 2021 lalu. “Anak laki-laki, usianya 12 tahun. Jadi dia ini anak pesantren di daerah Gunung Sindur. Kemudian kami terima saat waktu itu masih ada enam orang sebenarnya, jadi bertujuh. Kemudian ada tiga ibu-ibu pulang, sehingga sisa empat orang. Kemudian tiga orang bapak-bapak pulang,” paparnya.
Pertama kali masuk ke pusat karantina, remaja tersebut bergejala sedang dengan hilang penciuman. Kendati demikian, para perawat dan petugas harus tetap bersiaga. Hingga kondisi pasiennya itu hingga benar-benar dinyatakan terbebas dari corona. “Kami tetap khawatir itu dapat menularkan dan kedua khawatir terjadi perburukan. Jadi harus tetap terpantau,” tandasnya.
Diketahui, RLC-19 Kota Tangsel memiliki kapasitas 300 orang untuk isolasi. Sejak diresmikan dan beroperasi di April 2020 sampai hari ini, pasien yang dirawat sebanyak 4.017 orang, dan yang sudah pulang lebih dari 4 ribuan orang.
Marcel Pramudya, remaja yang kini hanya tinggal sendiri menjalani karantina di RLC-19 menuturkan, lebih dari sepekan lalu dia dinyatakan positif Covid-19. Sejak itulah ia harus menjalani karantina di Kawasan Pertanian Terpadu Ciater, Serpong tersebut.
Saat pertama kali menginjakkan kakinya di tempat karantina, ia disambut oleh enam pasien lainnya. Sebagai pasien termuda, ia pun disambut baik dan diayomi oleh mereka. Namun empat hari berselang, dia tak lagi dapat menjalani karantina bersama, lantaran keenam pasien lainnya telah dinyatakan sembuh secara bertahap. Dia menempati salah satu tenda klaster Palm pada zona II RLC Tangsel. “Sudah seminggu lebih,” kata Marcel kala ditemui di lokasi karantina.
Dengan seluruh fasilitas yang tersedia, ia menjalani kesehariannya tanpa banyak beraktivitas. Ponsel yang ia bawa menjadi satu-satunya hiburan baginya. Hari-harinya itu hanya dilewati dengan bermain ponsel. Ia menghabiskan waktunya dengan menonton video kesukaannya di kanal YouTube. “Biasa sih itu nonton YouTube. Terus ini lagi nonton kartun,” ucapnya.
Secara berangsur, kesehatannya mulai membaik. Gejala ringan yang ia sempat rasakan telah pulih secara berangsur. Dalam benaknya pun ia berharap, agar segera dapat dipulangkan. Ia rindu dengan aktivitas normalnya yang selama ini ia jalani. (jarkasih)