epaper satelit news epaper satelit news
Selasa, 5, Juli 2022
26 °c
Tangerang
28 ° Sen
27 ° Sel
27 ° Rab
26 ° Kam
  • Rakyat Merdeka
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Satelit News
  • Metro Tangerang
    • Kota Tangerang
    • Kabupaten Tangerang
    • Kota Tangsel
  • Banten Region
    • Pemprov Banten
    • Kota Serang
    • Kota Cilegon
    • Kabupaten Serang
    • Kabupaten Lebak
    • Kabupaten Pandeglang
  • Bola & Sport
  • Bisnis
  • Ragam
    • Sosok
    • Life Style
    • Wisata
    • Kuliner
  • Edukasi
  • Nasional
  • Foto
  • Video
  • Kolom
  • ePaperHot
  • Indeks
  • Metro Tangerang
    • Kota Tangerang
    • Kabupaten Tangerang
    • Kota Tangsel
  • Banten Region
    • Pemprov Banten
    • Kota Serang
    • Kota Cilegon
    • Kabupaten Serang
    • Kabupaten Lebak
    • Kabupaten Pandeglang
  • Bola & Sport
  • Bisnis
  • Ragam
    • Sosok
    • Life Style
    • Wisata
    • Kuliner
  • Edukasi
  • Nasional
  • Foto
  • Video
  • Kolom
  • ePaperHot
  • Indeks
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Satelit News
Home Kolom

Mudik ke Fitrah

Oleh: Sulaiman Djaya*

RedDeddy Maqsudi
Minggu, 9 Mei 2021 19:13 WIB
Rubrik Kolom
Mudik ke Fitrah

Sulaiman Djaya. (ISTIMEWA)

MUDIK biasanya diartikan sebagai ‘pulang kampung’ atau kembali ke kampung halaman. Kata mudik ini mengisyaratkan kepada kita bahwa mereka yang pulang kampung adalah orang-orang yang telah meninggalkan kampung halaman atau tanah kelahirannya, misalnya demi bekerja (atau mencari kerja) di kota Jakarta dan di kota-kota lainnya. Biasanya mudik ini dilakukan menjelang lebaran atau di saat lebaran, utamanya menjelang hari raya ‘Idul Fitri atau beberapa hari selepas ‘Idul Fitri, untuk melakukan ajang silaturahmi dengan orang tua atau sanak keluarga di kampung halaman. Sehingga kosa-kata ‘mudik’ ini lekat sekali dengan terminologi urban atau di kalangan orang-orang yang melakukan migrasi dan urbanisasi.

Akan tetapi, siapa sangka, ada kesamaan arti dan makna lahir dan arti tersembunyi antara kata ‘mudik’ dengan ‘Idul Fitri. Bila mudik adalah kembali atau pulang ke (menuju) kampung halaman di mana kita dulunya berasal dan dilahirkan, maka ‘Idul Fitri artinya kembali atau ‘pulang’ ke (menuju) fitrah kita di mana kita saat dilahirkan yang tanpa noda dan cela. Tentu saja, dalam konteks dan koherensinya dengan spirit bulan Ramadan itu sendiri, mereka (kaum muslim) yang berhasil kembali atau pulang ke (menuju) fitrah-nya adalah mereka yang lulus selama menjalani madrasah Ramadan.

Dapat kita lihat, kata dan istilah ‘mudik’ dan ‘Idul Fitri sama-sama memiliki pengertian kembali dan ‘pulang’, meski konteks keduanya tak sama alias berbeda. Hanya saja, arti dan pengertian kembali dan pulang itu sendiri mencerminkan bahwa kita senantiasa ingin balik ke asal di mana kita berasal. Bila dalam terminologi spiritual dan religius, maka asal kita adalah manusia-manusia yang tanpa cela dan noda (saat kita dilahirkan), yaitu dalam keadaan fitri, maka ‘mudik’ adalah kembali ‘mengunjungi’ tempat di mana kita dilahirkan, yaitu tanah kelahiran atau kampung halaman kita, yaitu kebersihan dan kejujuran kita sebagai manusia.

Ada satu pembahasan dan telah yang cukup menarik yang dilakukan Ayatullah Murtadha Muthahhari tentang fitrah ini, yang dalam pandangannya tak terlepas dari tujuan risalah dan nubuwwah. Menurutnya, tujuan diutusnya para nabi tak lepas dari tujuan penciptaan manusia itu sendiri, mengajak dan membimbing manusia untuk mengenal dan menemukan tujuan hidupnya yang hakiki. Dengan perantara seorang Nabi, manusia memahami potensi (fitrah) yang ada pada dirinya dan mengaktualkan sesuai dengan jalan yang benar. Sedangkan tujuan penciptaan itu sendiri, seperti yang diutarakan Ayatullah Murtadha Muthahhari, bukanlah demi kesempurnaan atau keperluan Sang Pencipta, melainkan untuk kesempurnaan makhluk. Penyempurnaan itu sendiri memiliki tahap-tahapan sebagai suatu proses, dan terdapat perbedaan diantara setiap makhluk dalam tingkat penyempurnaannya.

Berdasarkan apa yang dijelaskan Ayatullah Murtadha Muthahhari tersebut, dapatlah dipahami oleh kita bahwa salah satu tujuan diutusnya para Nabi adalah “untuk membimbing manusia mencapai kesempurnaannya, dan membantunya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya baik secara individu maupun sosial” dan itu hanya dapat dilakukan dengan bantuan wahyu ilahi sehingga dalam perjalanannya, manusia memperoleh kemudahan.

BacaJuga:

Sastra Adalah Kerja Kearifan Kemanusiaan

Menggapai Haji yang Mabrur

Gestur Politik Jokowi; Tekanan Bagi Megawati-PDIP untuk Bersikap Rasional

Menjaga Kontinuitas Nilai-Nilai Puasa Pasca Ramadan

Ramadan Lebih Hijau di Hari Bumi

Memaknai Nuzulul Quran; Alquran Sebagai Sumber Inspirasi Kehidupan Umat Manusia

Demikian pula, sebagaimana yang dijelaskan Ayatullah Murtadha Muthahhari, kita sebagai manusia dalam kedudukannya di antara makhluk hidup lainnya, memiliki kekhususan yang perlu dikaji secara terpisah, yang mana manusia memiliki akal, kehendak dan fitrah (yang tidak sama dengan makhluk lainnya, misalnya dengan binatang). Dan karena itu, demikian ditegaskan Muthahhari, pertumbuhan dan kesempurnaannya harus dicermati dari dua sudut; material dan spiritual. Dalam pandangan Muthahhari, dengan memperhatikan dua ciri khas manusia tersebut, dan dengan melihat dari sisi lain manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki fitrah, akal dan berpikir itu, manusia memiliki dua kebebasan, yaitu kebebasan sosial dan kebebasan spiritual.

Sementara itu, terkait dengan kebebasan sosial, sebagaimana dinyatakan Ayatullah Murtadha Muthahhari, seyogyanya manusia tidak dieksploitasi oleh orang lain dan orang lain tidak boleh menghalangi pertumbuhannya dan tidak mempersiapkan sarana bagi kesempurnaannya dan tidak menggunakan seluruh kemampuan pemikiran dan fisiknya untuk kepentingan mereka. Di sinilah, menurut Muthahhari, satu dari tujuan diutusnya para nabi adalah memberikan kebebasan sosial kepada manusia –yakni, menyelamatkan manusia dari tawanan dan penghambaan kepada orang lain.

Dan dalam konteks ‘Idul Fitri, kebebasan kaum muslim adalah ketika kaum muslim telah berhasil kembali (pulang) ke fitrahnya setelah berjuang selama sebulan penuh sepanjang menjalani Madrasah Ramadan hingga tiba di bulan Syawal. Rasulullah Saw bersabda, “Dinamakan bulan Syawal karena pada bulan itu dosa-dosa orang mukmin diampuni.”

Seperti kita tahu bersama, ‘Idul Fitri bagi kaum Muslim merupakan sebuah hadiah spiritualitas sejati dari Allah Swt, di mana hari raya ini bukan pesta materi duniawi (semisal hanya mengutamakan perlombaan untuk membeli baju-baju atau barang-barang baru), tapi hari rahmat dan ampunan Ilahi. Hari raya ‘Idul Fitri sejatinya adalah hari bersyukur bagi kaum muslim yang berhasil di bulan suci Ramadhan dalam ibadah dan penghambaannya kepada Allah Swt. Inilah hari kemenangan bagi kaum Muslim –yaitu tadi, hari kembali (atau mudik alias pulang) ke (menuju) fitrah kita yang tanpa cela dan dosa. Sebuah hari yang mengakhiri sebulan ibadah dan penyucian diri dengan semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT.

Dengan demikian tak ragu lagi, bahwa Lebaran ‘Idul Fitri tak hanya sekedar momentum ‘mudik’ bagi mereka (kaum muslim) yang meninggalkan kampung halaman atau tanah kelahiran mereka demi bekerja atau mencari kerja di tempat-tempat lain, misalnya di kota Jakarta, untuk kembali (pulang) ke tanah kelahiran atau kampung halaman yang mereka (kaum muslim) tinggalkan, namun juga merupakan momentum bagi mereka (kaum muslim) yang telah berhasil kembali pulang ke fitrah mereka karena telah lulus dalam Madrasah Ramadhan selama sebulan penuh, yang mana capaian dan keberhasilan mereka di bulan Syawal (di hari raya ‘Idul Fitri itu) sesuai dengan sabda Rasulullah: “Dinamakan bulan Syawal karena pada bulan itu dosa-dosa orang mukmin diampuni.” (*)

 

*(Pemerhati Budaya di Kubah Budaya, tinggal di Kota Serang)

Tags: idul fitrilebaranmudik
Share7TweetKirimShareSharePin

Berita Terkait

Humanisme Islam Majid Majidi

Humanisme Islam Majid Majidi

Rabu, 13 April 2022 22:29 WIB
Ramadan Momentum Tingkatkan God Consciuosness dan Social Consciuoness

Ramadan Momentum Tingkatkan God Consciuosness dan Social Consciuoness

Kamis, 31 Maret 2022 16:00 WIB
Isra Miraj dan Istiqomah dalam Kebenaran

Isra Miraj dan Istiqomah dalam Kebenaran

Selasa, 1 Maret 2022 13:14 WIB
Al-Quran, Kebudayaan, Manusia

Al-Quran, Kebudayaan, Manusia

Sabtu, 22 Januari 2022 17:02 WIB
Tesis Demokrasi di Warung Kopi

Tesis Demokrasi di Warung Kopi

Kamis, 20 Januari 2022 17:10 WIB
Resolusi Tahun Baru

Resolusi Tahun Baru

Selasa, 4 Januari 2022 13:25 WIB
Moderasi Beragama Budaya Luhur Tangerang

Moderasi Beragama Budaya Luhur Tangerang

Rabu, 1 Desember 2021 18:26 WIB
Bonus Demografi: Optimalisasi Industri Kreatif dan Agromaritim

Bonus Demografi: Optimalisasi Industri Kreatif dan Agromaritim

Senin, 29 November 2021 17:34 WIB
Pandemi dan Pengangguran

Pandemi dan Pengangguran

Jumat, 19 November 2021 14:47 WIB
Analisa Pemilu 2024; Kesiapan yang Matang Mengalahkan Persiapan yang Panjang

Analisa Pemilu 2024; Kesiapan yang Matang Mengalahkan Persiapan yang Panjang

Selasa, 16 November 2021 17:25 WIB

Diskusi tentang ini post

Terkini

SERTIFIKAT KESEHATAN: Sekda Kabupaten Tangerang Moch. Maesyal Rasyid menyerahkan sertifikat kesehatan secara simbolis kepada pasangan calon pengantin, saat peluncuran program Catin Kasep di GSG Pusat Pemkab Tangerang, Tigaraksa, Selasa (05/07/2022). (ISTIMEWA)

Luncurkan Program Catin Kasep, Pemkab Cegah Stunting Lebih Dini

Selasa, 5 Juli 2022 22:39 WIB
PPBD Sistem Zonasi, DPRD Kota Tangerang: Soal Ketersediaan Sekolah, Bukan Bantuan

PPBD Sistem Zonasi, DPRD Kota Tangerang: Soal Ketersediaan Sekolah, Bukan Bantuan

Selasa, 5 Juli 2022 18:34 WIB
Sejumlah anggota Satpol PP Pandeglang, mengawasi Alun-Alun, agar tak ada PKL yang berjualan di lokasi tersebut, Selasa (5/7/2022). (ISTIMEWA)

Anggota Satpol PP Pandeglang Intens Awasi Alun-Alun, Ini Tujuannya

Selasa, 5 Juli 2022 18:19 WIB
Parkir di Bahu Jalan, Truk Bermuatan Pasir di Lebak Diusir Satpol PP

Parkir di Bahu Jalan, Truk Bermuatan Pasir di Lebak Diusir Satpol PP

Selasa, 5 Juli 2022 18:07 WIB
Bakal Dipergunakan, Petani Sayur Diminta Kosongkan Lahan Milik Pemkot Tangerang

Bakal Dipergunakan, Petani Sayur Diminta Kosongkan Lahan Milik Pemkot Tangerang

Selasa, 5 Juli 2022 16:45 WIB

Populer

UNGKAP KASUS PUNGLI: Kapolresta Tangerang Kombes Pol Raden Romdhon Natakusuma saat  ungkap kasus Pungli PTSL di Mapolresta Tangerang, Tigaraksa, Selasa (05/07/2022). (ISTIMEWA)

Pungli PTSL di Cikupa, Empat Tersangka Raup Untung Rp 2 Miliar

Selasa, 5 Juli 2022 15:07 WIB
Namanya Masuk Bursa Bakal Calon Walikota di PDIP, Fadlun Milih Fokus Pemilu

Namanya Masuk Bursa Bakal Calon Walikota di PDIP, Fadlun Milih Fokus Pemilu

Senin, 4 Juli 2022 16:39 WIB
Lirik Lagu Full Senyum Sayang - Sasya Arkhisna

Lirik Lagu Full Senyum Sayang – Sasya Arkhisna

Senin, 16 Mei 2022 11:20 WIB
Pendaftar Calon Siswa SMA Ki Hajar Dewantoro Meningkat

Pendaftar Calon Siswa SMA Ki Hajar Dewantoro Meningkat

Rabu, 7 Juli 2021 09:07 WIB
Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet - Yeni Inka

Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet – Yeni Inka

Minggu, 1 Mei 2022 03:45 WIB
  • Tentang
  • Privacy
  • Kode Etik
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

© 2022 SatelitNews - All Rights Reserved.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Metro Tangerang
    • Kota Tangerang
    • Kabupaten Tangerang
    • Kota Tangsel
  • Banten Region
    • Pemprov Banten
    • Kota Serang
    • Kota Cilegon
    • Kabupaten Serang
    • Kabupaten Lebak
    • Kabupaten Pandeglang
  • Bola & Sport
  • Bisnis
  • Ragam
    • Sosok
    • Life Style
    • Wisata
    • Kuliner
  • Edukasi
  • Nasional
  • Foto
  • Video
  • Kolom
  • ePaper
  • Indeks

© 2022 Satelit News. All Rights Reserved.

Selamat datang kembali!

Masuk dengan Facebook
ATAU

Masuk ke akun Anda di bawah ini

Password Yang Terlupakan?

Ambil kata sandi Anda

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Log In

Add New Playlist