SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Sebanyak 55 kelurahan di wilayah Tangerang terkena banjir akhir pekan lalu. Sebagian diantaranya berada di kawasan yang berdekatan dengan Kali Angke. Untuk itulah, Gubernur Banten Wahidin Halim dan Pemkot Tangerang Selatan menyatakan harus ada normalisasi Kali Angke untuk meminimalisasi banjir. Sementara Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meminta Kali Cirarab turut dinormalisasi karena menyumbang banjir di wilayahnya.

Gubernur Banten Wahidin Halim dalam rapat koordinasi Penanganan Bencana Banjir di DKI Jakarta, Provinsi Jabar dan Provinsi Banten yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy kemarin menyatakan yang perlu dilakukan untuk mencegah banjir di Tangerang adalah normalisasi Kali Angke.
“Yang perlu dilakukan ke depan adalah bagaimana menormalisasi Sungai Kali Angke karena kontribusinya cukup besar untuk terulangnya banjir lagi. Kami juga sedang melakukan normalisasi situ-situ,”ungkap Wahidin dalam rapat yang juga diikuti Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kepala BNPB Doni Monardo, Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan, Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsatmaja dan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Permintaan agar ada normalisasi Kali Angke juga diungkapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel). Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel meminta Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian PUPR memperhatikan kondisi kali Angke yang melintas di kota tersebut. Pasalnya, ada segmen Kali Angke di Tangsel yang kerap meluap dan menjadi penyebab longsor.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangsel, Aries Kurniawan mengatakan ada tiga titik longsor yang terjadi di Kota Tangsel. Seperti longsor di Perumahan Nusa Loka akibat Sungai Angke meluap. Sungai ini merupakan kewenangan BBWSCC.
“Bu Wali (Airin Rachmi Diany) tadi saat meninjau titik longsor sudah meminta kita agar mendorong BBWSCC menormalisasi Kali Angke, terutama segmen-segmen yang di Tangsel,” kata Kepala DPU Kota Tangsel, Aries Kurniawan, Senin (22/2).
Menurutnya, hingga kini belum pernah ada realisasi untuk Sungai Angke dari BBWSCC, baik itu untuk normalisasi maupun penurapan permanen. Selama ini, BBWSCC hanya melakukan penataan di Sungai Cisadane. Sementara Kali Angke yang melintasi Kota Tangsel kerap kali meluap ketika musim penghujan lantaran sedimentasi di sungai ini sudah cukup tinggi.
“Di Kali Angke ini belum pernah dilakukan normalisasi oleh BBWSCC selaku pemegang kewenangan. Akibatnya banjir dan longsor terus terjadi di beberapa segmen,”imbuhnya.
Bicara soal penanganan longsor dan banjir di sejumlah titik, Aries mengaku sudah mengerahkan tim untuk melakukan penanganan. Seperti longsor di Nusa Loka akibat Sungai Angke meluap, DPU dan Dinas LH sudah merapikan pohon tumbang.
“Bu Wali juga sudah menelpon Kepala BBWSCC (Bambang Heri) untuk minta bantuan alat berat dan bronjong untuk penanganan longsor itu. Nantinya PU Tangsel yang melakukan perbaikan penanganannya,”ungkapnya.
Sementara terkait dampak banjir KM 8 yang merupakan kewenangan BSD Tol, di lokasi tersebut terdapat pagar pembatas tol KM 8 dan Perumahan Puri Bintaro Indah (PBI) yang jebol. Kondisi ini mengakibatkan air meluap ke perumahan PBI.
“Warga minta perbaikan pagar pembatas yang kokoh dan pembuatan tandon samping tol agar air kali Cibenda tertampung di tandon yang diminta. Kita akan berupaya dorong,”bebernya.
Untuk longsor di Serpong Park, menurutnya DPU Tangsel sudah menurunkan alat berat untuk merapikan puing-puing longsor. Nantinya, longsor tersebut akan diperbaiki permanen.
“Sedangkan banjir di asrama polisi, dilakukan penyedotan air dengan menggunakan pompa portabel oleh Dinas PU,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menyatakan ada sedimentasi cukup tinggi yang berpengaruh terhadap daya tampung sungai Cirarab. Wali Kota berharap agar Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane dan Pemprov Banten dapat segera melakukan normalisasi Sungai Cirarab serta Situ Cipondoh agar daya tampungnya dapat lebih baik.
“Jadi hasil evaluasinya tadi kurang lebih sejam yang lalu Asda 3 laporan kepada saya bahwa di sepanjang Sungai Cirarab itu banyak tanaman yang menghambat. Cuma masuknya dari wilayah Kotabumi ke Sarakan. Sudah masuk Kabupaten Tangerang terus juga keliatannya sedimentasinya sudah tinggi, perlu dilakukan normalisasi,”ungkap Arief saat meninjau wilayah komplek Perumahan Mutiara Peluit dan Periuk Damai guna mengetahui kondisi terkini banjir yang menggenangi wilayah tersebut, Senin (22/2). (jarkasih/irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post