SATELITNEWS.ID, JAKARTA–Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri kembali berhasil mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pada Kamis (14/1) sore, sebanyak enam korban berhasil diidentifikasi.
“Hasil pada hari ini, tim DVI telah melakukan rekonsiliasi dan berhasil mengidentifikasi sebanyak 6 korban,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (14/1).
Korban yang teridentifikasi yakni Riko, Ikhsan Adhan, Supianto, Pipit Piyono, Mia Tresetyani, dan Yohanes Suherdi. Identitas mereka didapat berdasarkan persamaan sidik jari di jenazah dan e-KTP.
“Rekonsiliasi melalui sidik jari dan juga melalui pencocokan DNA,” imbuh Rusdi.
Di sisi lain, Rusdi memaparkan, sampai dengan hari ini sampel DNA yang diterima Rumah Sakit Polri sebanyak 134. Jumlah tersebut hanya untuk 59 korban. Sedangkan 3 korban lainnya masih menunggu sampe DNA dari keluarganya.
“Ini masih kita tunggu, mudah-mudahan tidak lama lagi 62 korban itu kita memiliki sampel DNA-nya. Kemudian tim juga telah menerima 139 kantong jenazah dan juga menerima 46 kantong properti,” pungkasnya.
Diketahui, Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Sementara itu, pencarian terhadap Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta Pontianak sudah memasuki hari keenam. Khusus pencarian cockpit voice recorder (CVR), area pencarian dipersempit di sekitaran penemuan Data Flight Recorder (DVR).
“Pencarian oleh tim selam gabungan yang sebelumnya sudah diploting di area tersebut,” ujar Kabasarnas selaku SAR Coordinator (SC), Marsekal Madya (Marsdya) TNI (Purn) Bagus Puruhito.
Bagus mengatakan beberapa titik di dasar laut dengan kedalaman 20-an meter tersebut telah diberi marking oleh kapal-kapal yang menyapu kawasan tersebut dengan menggunakan peralatan dasar laut seperti Side Scan Sonar, Multibeam Echosounder, Remotely Operated Vehicle (ROV), dan Ultra Short Base Line (USBL).
Pencarian CVR ini akan beriringan dengan operasi SAR untuk mencari pencarian human body remain (bagian tubuh korban) dan serpihan pesawat. Bagus mengatakan operasi SAR di permukaan air terbagi dalam 6 sektor dan area bawah permukaan air 4 sektor. Pencarian juga dilaksanakan di sepanjang bibir pantai, mengingat penyebaran obyek pencarian begitu masif. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post