SATELITNEWS.ID, SERANG–Rumah singgah bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG), akan direaktivasi apabila anggaran pada pos Belanja Tak Terduga (BTT) sudah ada. Untuk sementara, rumah singgah akan di-nonaktifkan terlebih dahulu, dan pasien diarahkan untuk isolasi mandiri di rumah.
“Ya (akan direaktivasi) menunggu BTT, kalau menunggu bantuan dari Pemprov lama lagi nantinya,” ujar Walikota Serang, Syafrudin, saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Kamis (7/1).
Ia menjelaskan, penghentian sementara rumah singgah lantaran anggaran BTT sebelumnya digunakan untuk tahun 2020 sudah dikembalikan kepada kas daerah. Saat ini pihaknya sedang mengajukan kembali anggaran tersebut. “Di tahun 2021 ini tidak langsung uang itu ada, jadi sekarang ini dalam rangka pengajuan,” terangnya.
Oleh karena itu, sambil menunggu pengajuan disetujui, pihaknya pun memilih untuk memulangkan pasien yang dirawat di rumah singgah, baik ke rumah sakit atau ke rumahnya masing-masing.
“Dari pada gak dikasih makan, mending isolasi mandiri. Toh tidak banyak juga orangnya. Jadi ada yang ke rumah sakit, tapi sebagian banyak ke rumah karena mereka OTG,” katanya.
Ia berharap agar anggaran BTT tersebut dapat segera diterima untuk operasional rumah singgah sebagai tempat isolasi bagi pasien OTG Covid-19. Dengan demikian, penyebaran klaster keluarga dapat ditekan seperti kemarin.
“InsyaAllah secepatnya, kemarin saya sudah panggil Dinkes, katanya sedang diajukan. Mudah-mudahan dalam minggu ini kalau tidak ada masalah, kami akan masukkan lagi,” tuturnya.
Syafrudin mengatakan, penggunaan operasional rumah singgah tahun lalu telah digunakan sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari makan, infrastruktur dan lain sebagainya. “Jadi anggarannya itu untuk semua, tidak hanya makan saja, tapi yang operasional lainnya,” jelasnya.
Sekretaris Dinkes Kota Serang, Hikmat Sumantri, mengatakan saat ini pihaknya telah menutup sementara rumah singgah karena tidak memiliki anggaran untuk melanjutkan program tersebut. Sebab anggaran sebelumnya yang diberikan senilai Rp2 miliar, hanya terpakai Rp400 juta. Sisanya telah menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) dan telah dikembalikan.
“Anggaran Rp1,6 miliar itu sudah kami kembalikan karena itu masuknya tahun 2020. Jadi anggaran saat ini sudah tidak ada,” tandasnya. (dzh/bnn)
Diskusi tentang ini post