SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Terpilihnya Dedi Mahfudin menjadi ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Tangerang untuk periode 2020-2025 masih menimbulkan pro kontra. Sejumlah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan menolak kemenangan Dedi Mahfudin. Mereka berencana mengadukan persoalan Konfercab ke PWNU Banten dan PBNU.
Pro kontra itu bermula dari proses pemilihan Ketua Tanfidziyah. Awalnya, ada dua kandidat yang mencuat sebagai calon ketua. Lima MWC mendukung Dedi Mahfudin sementara 8 MWC mendukung Sobrun Jamili. Dari dua bakal calon, hanya Dedi Mahfudin yang mendapatkan restu tertulis dari Rais Syuriah PCNU Kota Tangerang KH Abdul Mu’thi yang kerap disapa Kiai Utin. Sementara dalam AD/ART NU, bakal calon harus memperoleh restu dari Rais Syuriah untuk dapat mencalonkan diri sebagai ketua tanfidziyah. Dedi yang memperoleh restu pun kembali menduduki jabatan sebagai Ketua Tanfidziyah untuk periode kedua.
Meskipun proses pemilihan sudah sesuai AD/ART, namun tetap ada kekecewaan di kubu pendukung Sobrun Jamili. Salah satunya diungkapkan Ketua Tanfidziyah MWCNU Jatiuwung, Suryadi. Dia menganggap Konfercab PCNU Kota Tangerang yang berlangsung di Kampus Stisnu, Minggu, (29/11) lalu menjadi percuma lantaran suaranya sebagai MWC tidak dihargai.
“Kita sebagai MWC tidak dihargai suaranya. Itu yang keberatan. Suara kita dikemanain. Maksud saya gini kalau Rais Syuriah punya pernyataan gitu (Merestui Dedi Mahfudin) nggak usah ada Konfercab langsung kumpul saja rapat pengurus, kalau itu kita terima. Tapi ini sudah ada Konfercab pemilihan tapi di akhir kenapa begitu. Kalau mau mungkin pencalonan jangan diadakan Bakal Calon. Yang jadi masalah ini kita sudah mengeluarkan suara kita kemudian ditolak,”tambah Suryadi.
Suryadi mengungkapkan Rais Syuriah tidak memberikan alasan tidak merestui Sobrun Jamili yang sudah meraih suara terbanyak dan menerima Dedi. Rais Syuriah, kata Suryadi, hanya menyatakan melalui surat. Dalam surat tersebut menyakan kalau KH Utin merestui Dedi Mahfudin menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tangerang periode 2020-2025 dan menolak Sobrun Jamili tanpa menjelaskan alasannya.
Suryadi menyatakan bakal membuat pernyataan sikap menolak hasil Konfercab tersebut. Kubu yang mengusung Sobrun Jamili, kata Suryadi, akan melayangkan surat penolakan kepada PCNU Banten dan PBNU Pusat.
“Kami tidak merestui dan mengakui kepengurusan periode yang akan datang, karena itu pilihan Rais Syuriah meskipun SK-nya turun. Kami akan mengajukan penolakan. Kami komitmen tidak mengakui,” tegasnya.
Dia berharap hasil dari pada penolakan tersebut ada keputusan untuk mengulang Konfercab. Hal ini kata Suryadi demi kemaslahatan umat dan mencegah terjadinya perpecahan pada PCNU Kota Tangerang.
“Tentu harapan kita meminta pemilihan ulang. Kan kami ingin tahu kenapa ditolak, harus jelas penolakannya apa dasarnya? Kami tetap menyayangkan sikap Rais Syuriah,” katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Cipondoh, Romdoni. Dia juga meminta agar Konfercab PCNU Kota Tangerang diulang lantaran dinilai sarat kecurangan.
“Saya pengennya diulang saja untuk kenyamanan bersama,” tuturnya.
Romdoni menilai banyak kecurangan yang terjadi dalam proses Konfercab. Dia mengaku mendapat intervensi dari oknum yang membuat PWCNU Cipondoh tidak mendapatkan hak suara.
“Kalau ingin ikut Konfercab kan harus ada surat mandat. Surat itu ada pada Sekjen saya. Saat hari H surat itu hilang. Namun kata dia bisa tapi harus milih Haji Dedi, ya saya menolak. Akhirnya kami (PWCNU Cipondoh) tidak diberikan hak suara,” ungkapnya.
Ketua Tanfidziyah terpilih Dedi Mahfudin membantah tuduhan kecurangan. Dia menegaskan proses Konfercab PWCNU Kota Tangerang sudah berjalan transparan tanpa kecurangan.
“Bisa dicek ke panitia sidang atau dari pengurus wilayah Banten. Saya kemarin sebagai peserta, menurut saya itu kan sudah seusuai dengan tata tertib itu ada pleno,” kata dia.
Dedi menjelaskan proses Konfercab sesuai dengan AD/ART. Sebelum adanya Konfercab diadakan pleno membahas soal kegiatan tersebut. Kemudian pemilihan Rais Syuriah periode 2020-2025, itu dipilih secara langsung melalui musyawarah mufakat dengan sistem Ahlul Halli wal ‘Aqdi. Kemudian, Ahlul Halli wal ‘Aqdi terdiri dari 5 orang ulama yang ditetapkan secara langsung dalam Konferensi Majelis Wakil Cabang.
“Kemudian terpilih 5 orang yang kemudian mereka menunjuk Hj Utin sebagai Rais Syuriah sehingga disahkan KH Utin sebagai Rais Syuriah periode 2020 2025 PCNU Kota Tangerang,” kata Dedi.
Kemudian pemilihan bakal calon ketua Tanfidziyah melalui voting suara MWCNU. Bakal Calon harus diusung minimal 3 MWCNU. Dari sana muncul 2 nama yang menjadi Calon Ketua Tanfidziyah, Sobrun Jamili dengan perolehan 8 suara dan Dedi Mahfudin 5. Kemudian, melalui restu Rais Syuriah, terpilihlah Dedi Mahfudin.
“KH Utin untuk menulis pernyataan tertulis dan menyampaikan secara lisan dan itu dilakukan itu kan bagaimana Rais Syuriah yang terpilih kemudian saya sebagai ketua PCNU mendatang,” jelasnya.
Menurut Dedi, pro kontra dalam pemilihan ini biasa terjadi. Padalah prosesnya sudah berjalan dengan adil dan transparan.
“Artinya kalau mau diberedel itu kan waktu di pembahasan tadi. Itu waktu pembahasan dibacakan semuanya oleh pimpinan sidang,” katanya.
“Ya namanya juga dinamika kalau saya melihatnya ini dinamika yang saya sendiri tidak boleh terpancing untuk komentar. Biar saja itu berjalan. Saya lurus saja berpikirnya. Ketika saya diberikan mandat saya harus jalankan mandat itu sebagaimana mestinya,” tegas Dedi.
Ketua PWNU Banten, Bunyamin mengatakan persoalan dimana Rais Syuriah tidak merestui calon ketua Tanfidziyah dengan suara dukungan terbanyak baru pertama kali terjadi di wilayahnya.
“Jadi sebenernya jarang ada. Mungkin di Banten baru kali ini ada Rais Syuriah menolak calon. Cuma alasannya apa gitu ditolak apakah umpamanya orang ini bermasalah atau apa sebaiknya seperti itu,”katanya.
Dirinya pun sedikit bingung harus mengambil sikap. Sementara, sejauh ini kata dia belum ada laporan yang masuk ihwal permasalahan yang terjadi di Kota Tangerang tersebut.
“Sehingga saya harus mempelajari dulu harus mengambil sikap seperti apa? Sekarang belum ada pengaduan dari kedua belah pihak juga. Tapi harapannya tidak terpecah belah,” pungkasnya. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post