SATELITNEWS.ID, TANGERANG–Para wartawan yang bertugas di Kota Tangerang Jumat-Minggu (20-22/11) mendapat kesempatan mengeksplorasi obyek wisata di Banten pada pandemi Covid-19. Meski antusias masyarakat tetap tinggi, namun perbedaan yang paling mencolok ketika berwisata pada masa pandemi adalah adalah para wisatawan berkali-kali diingatkan agar selalu menerapkan protokol kesehatan.
Berangkat dari kawasan Puspem Kota Tangerang usai umat Islam melaksanakan ibadah salat Jumat, para awak media ini menginap di salah satu penginapan di dekat pantai di kawasan Anyer, Serang. Di lokasi yang sudah dikenal secara luas ini, kondisinya terbilang cukup ramai. Mulai anak muda, orangtua hingga anak-anak tidak mau menyia-nyiakan kesempatan.
Mereka datang baik dengan keluarga maupun rombongan. Bahkan sejumlah wisman juga nampak tak mau ketinggalan. “Udah lama nggak main ke Anyer, apalagi yang habis tsunami itu,” ujar salah seorang pengunjung Budi Waluyo (34) ketika ditemui. Pria yang ternyata warga Kreo, Larangan Selatan itu mengaku datang bersama keluarganya. “Minggu sore rencananya mau balik,” singkatnya.
Selain pantai, rombongan wartawan yang berjumlah 30 orang ini diajak ke obyek wisata Banten Lama yang terletak di Kasemen. Di sini, juga mulai banyak didatangi oleh traveler dari berbagai daerah. Termasuk para peziarah dan santri.
Selain melihat langsung potret kejayaan Banten masa lampau, wisatawan juga berziarah ke kompleks makam para Sultan Banten. Di antaranya, Sultan Maulana Hasanuddin, yakni sosok yang berpengaruh dalam penyebaran Islam di Banten.
“Dari bulan Februari kemarin, cukup reda (pengunjung) mungkin karena rawan yah saat itu. Tapi awal Oktober sudah mulai karena memang sudah memasuki era new normal,” ujar tour guide Banten bernama Sudirman saat ditemui di kawasan Banten Lama, Sabtu (21/11).
Pantauan di lokasi, revitalisasi di kawasan tersebut gencar dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mempercantik destinasi yang juga ikon dari Provinsi Banten tersebut. Di masa kehidupan baru ini, para wisatawan atau peziarah di kawasan Banten Lama ini terus menerus diingatkan agar selalu menerapkan 3M melalui pengeras sura. Seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk serta pengecekan suhu tubuh.
Sementara itu, pengunjung asal Jakarta Timur, Adi (38), mengaku terkejut melihat kawasan Banten Lama sekarang ini yang sudah tertata rapih dan berbeda sekali saat ia mengunjunginya ketika SMA. “Kalau dibilang kesan si ya beda banget. Nggak kayak dulu saya pas ke sini waktu saya SMA ama nenek saya. Sekarang rapih juga yah, tertata juga lagi pula,” katanya.
Destinasi selanjutnya adalah Benteng Speelwijk. Lokasi ini merupakan tempat wisata yang telah dikenal masyarakat sebagai tempat wisata yang memiliki kaitan erat dengan masa kejayaan Belanda di Indonesia.
Terletak di seberang Vihara Avalokitesvara, Kampung Pamarican, Kasemen, Serang, Benteng Speelwijk merupakan suatu tempat yang dipisahkan dengan sebuah sungai yang hampir kering.
Dengan kentalnya nilai sejarah yang terdapat di dalamnya, Speelwijk bisa jadikan destinasi wisata sejarah yang akan memberikan pengetahuan yang lebih tentang pemerintahan Belanda saat itu. Sudirman mengatakan, sejarah dibalik Benteng Speelwijk bermula dari pecahnya perang saudara antara Sultan Haji yang bermaksud untuk menggulingkan pemerintahan ayahnya, Sultan Ageng pada tahun 1682 merupakan latar belakang berdirinya Benteng Speelwijk.
“Pada saat itu, sebuah monopoli mulai dijalankan ketika Sultan Haji meminta bantuan kepada VOC untuk melancarkan aksinya, dan sebagai ganti, VOC mendirikan sebuah benteng yang dimulai pada tahun 1685,” ujar Sudirman. Sudirman menjelaskan, munculnya nama Benteng Speelwijk merupakan ide dari Gubernur Banten yang selanjutnya benteng ini dijadikan sebagai pelabuhan Internasional Banten. (made)
Diskusi tentang ini post